Selasa, 01 April 2014

Sekolahku Adiwiyata??? {Riko Arif C (27)}


Pagi itu aku berjalan menuju kantin sekolah, dan  berniat untuk membeli makanan. Sepanjang perjalanan aku heran dengan kondisi sekolahku, dalam hati aku berkata ‘katanya adiwiyata? Kok masih banyak sampah’. Sesampainya di kantin, aku mengurungkan niat untuk membeli makanan. Aku tertarik dengan satu kantin sebut saja kantin Pak Mukid, di dalam sana aku melihat banyak makanan ringan yang bungkusnya dari plastik. Kemudian aku bertanya kepada Pak Mukid “Wah banyak yang laku pak daganganya?”, “Iya nak, gak salah bapak membeli makanan ringan ini untuk dijual lagi. Laku keras” kata Pak Mukid tersenyum sambil merapikan makanan ringan tersebut. “ Hmm, tapi pak ini kan sekolah adiwiyata, bukanya tidak boleh menjual makanan yang bungkusnya dari plastik?” Tanyaku, “Ya memang awalnya, tapi seiring waktu tidak ada peneguran dari pihak sekolah lagi. Jadi ya saya jual saja, toh ini juga menguntungkan” Jawab Pak Mukid seadanya.  Setelah itu saya pergi dari kantin Pak Mukid untuk ke kelas, dalam hati aku berkata ‘Kalau para manusianya seperti itu bagaimana bisa sekolah ini benar-benar menjadi sekolah adiwiyata?’. Kemudian aku bertanya dalam hati ‘Adiwiyata? Apa ya kepanjanganya?’ Aku berfikir, kemudian terlintas sebaris kalimat “Adiwiyata? Alangkah indahnya jika melanggar aturan” kataku seraya tersenyum geli.

Artikel Terkait

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply
Support By Rino