Senin, 24 Februari 2014

Tugas Bhs. Indonesia Anekdot (P. Gandis D.P/23)



ADIPURA YANG MEMAKAN KORBAN

Pada suatu hari saat aku tidak masuk sekolah karena sakit, aku melihat tayangan televisi, aku merasa sangat bosan dengan tayangan itu karena acara televisi itu sangat tidak menarik dan tayangan itupun selalu diulang ulang. Seketika itu aku sangat boring dan moodku pun jadi jelek dan aku selalu gonta ganti saluran televisi untuk menemukan sebuah acara yang pas untuk ditonton. Saat aku capek menggonta ganti saluran televisi aku mengakhiri dan tertuju pada suatu acara televisi  yaitu berita. Kali itu beritanya tentang “Adipura yang memakan korban”. Aku seketika berfikir dan bertanya pada diriku sendiri apa sih makna sebenernya tentang kata adipura yang memakan korban.  Lalu benakku teringat oleh kata Bu Wibawanti yang mengajar PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) sewaktu itu. Bu Wib berkata bahwa kota adipura adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam menjaga kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.  Aku pun tertarik dengan berita itu dan aku mengikuti jalannya berita itu.

Dan ternyata isi berita itu adalah sebuah kota A yang memenangkan penghargaan sebagai kota adipura yang ternyata main watak. Hatiku ku bertanya tanya, Hah ? main watak ? kok bisa coba?. Aku pun kepo dengan itu, dengan ke kepoanku aku semakin tertarik menyaksikan berita itu. Lalu reporter berkata bahwa main watak yang dimaksudkan adalah kota yang sengaja bersih hanya untuk penilaian adipura tidak untuk sehari harinya. Aku spontan berkata maksudnya apa sih ? trus hubungannya sama memakan korban apa ? aku yang dongdong apa reporternya yang lemot si?. Lalu aku melanjutkan nonton televisinya.  Reporter menjelaskan tentu saja itu disebut main watak, kenapa ? karena setelah penilaian adipura dan akhirnya memenangkan penghargaan tersebut kota itu tidak semakin bersih namun semakin kacau dan lingkungan kota semakin tercemar. Walikota serta masyarakatnya kian hari serasa tidak peduli dengan kota serta lingkungannya. Pada saat musim hujan seperti ini pun warganya masih selalu buang sampah sembarangan, bukan malah membersihkan justru malah menkotori. Pantas saja banyak korban yang berjatuhan karena demam berdarah. Tidak tanggung tanggung kota adipura ini memakan korban jiwa sekitar 19 jiwa. Dan sekitar 23 orang dapat diselamatkan berkat bantuan tim medis. Aku pun tercenggan dan spontan berkata Oh My to the God ? Oh My God. Gilaaaa. Buset dah banyak amet yak?. Aku pun kembali menyaksikan berita itu, reporter masih terus berbicara mengenai topic yang dibicarakan.  Lalu apakah pemerintah hanya duduk diam? Apakah harus menunggu korban berjatuhan terlebih dahulu untuk membersihkan lingkungansekitar? Apakah harus memenangkan penghargaan kota adipura dulu supaya kota bersih? Lalu siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini? Lalu masih pantaskah kota tersebut tetap menjadi kota adipura? Lantas siapa yang pantas disalahkan dalam kejadian ini? Apakah pemerintah? Apakah Masyarakatnya? Atau si nyamuknya? Aku spontan menjawab pertanyaan sang reporter au ah gelaaap. Lalu sang reporter mengakhiri berita yang dibawakannya dan mengakhirinya dengan satu kalimat “mendapatkan itu mudah namun mempertahankannya sulit”. Aku pun segera mematikan televisi karena acaranya sudah selesai dan bergegas untuk istirahat.

NAMA :Pradanti Gandis Dhairyani Pinakesti
KELAS : X IPA 5
NO :23

Artikel Terkait

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply
Support By Rino